Makanan pendamping yang paling lezat ketika kita menikmati pecel ayam atau pecel lele tentunya adalah kol goreng. Kol yang biasanya disajikan sebagai menu lalapan terasa lebih nikmat ketika digoreng. Rasa kol goreng yang nikmat karena digoreng dengan minyak yang sama dengan waktu menggoreng ayam.
Namun, seperti yang banyak orang katakan “hal yang enak itu biasanya tidak sehat”
Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh kol goreng adalah
- Penambahan Kalori
Kol adalah sayuran yang sangat rendah dalam kalori. Karena struktur kol yang tersusun dari air (sebesar 92%). Sedangkan, minyak adalah cairan yang kandungan kalorinya sangat tinggi. Jadi, bisa dibayangkan apa jadinya ketika kol dan minyak bertemu?
- Nutrisi Rusak
Setiap sayuran mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi, tidak terkecuali kol. Kol mempunyai kandungan protein sebanyak 2.1 gram, lemak sebanyak 0.5 gram, dan karbohidrat sebanyak 3.6 gram. Selain itu, kol juga penuh akan serat , beberapa mineral contohnya kalsium, mangan dan fosfor. Selain itu, kol juga mengandung vitamin K, C dan B kompleks.
Penggorengan sayur dengan suhu tinggi akan mengakibatkan kandungan nutrisi dalam sayur akan rusak. Nutrisi sayuran akan terjaga apabila dimasak sebagai kukusan, rebusan dan juga tumisan.
- Menimbulkan Risiko Stroke dan Penyakit Jantung
Minyak yang dipanaskan melewati titik asapnya kan membuat susunan struktur kimia minyak menjadi berubah. Penggunaan minyak secara berulang juga akan membuat minyak menjadi lemak trans. Lemak trans merupakan lemak yang akan meningkatkan kadar kolesterol jahat dan juga dapat membantu membuat plak di aliran pembuluh darah. Plak yang menumpuk akan membuat aliran darah tersumbat yang akan menimbulkan penyakit jantung dan stroke.
- Membuat Risiko kanker
Sejatinya, kol mempunyai sulphoraphane yang merupakan senyawa antikanker. Senyawa iti berguna untuk mencegah perkembangan enzim histone deacetylase yang dapat membantu perkembangan kanker kulit, prostat dan pankreas.
Namun, kol yang telah digoreng mempunyai senyawa acrylamide yang mempunya sifat memicu kanker (karsinogenik ). Senyawa ini akan membantu perkembangan kanker ginjal, kerokongan, ovarium, paru-paru dan ginjal